Rabu, 24 Mei 2017

Peran ISO 14000 dalam Standardisasi Pertanian yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjuta



ISO 14000 merupakan petunjuk standar internasional bagi sebuah organisasi atau perusahaan diseluruh dunia mengenai manajemen dalam pengelolaan lingkungannya. ISO tersebut dinilai sangat baik untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, maka saat ini negara Indonesia melewati Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memfasilitasi serta mendorong dunia usaha atau dunia bisnis untuk dapat segera menerapkan standar ISO 14000 dan memiliki sertifikat ISO 14001. Bahkan hingga hari ini, semakin banyak kesadaran dan kepedulian dari berbagai pihak internal maupun eksternal (baik dari organisasi atau perusahaan, mitra usaha, investor, masyarakat, konsumen, dan lain-lain) bahwa pelestarian lingkungan perlu diupayakan demi kepentingan organisasi dan kepentingan alam negara Indonesia.
Dengan menerapkan standar ISO 14000 diharapkan citra organisasi ataupun perusahaan meningkat, dengan membawa kinerja lingkungan organisasi yang ikut meningkat pula. Tidak hanya itu, benefit yang didapatkan oleh organisasi maupun perusahaan ialah meningkatnya efisiensi kegiatan dan daya saing, membuat komunikasi menjadi baik antara pihak internal (perusahaan) dengan pihak eksternal (masyarakat, pemerintah, mitra, dan lain-lain) Bahkan manajemen perusahaan juga sedikit demi sedikit ikut membaik mulai dari plan, do, check, and act. Semua pihak perusahaan perlu memahami bahwa setelah menerapkan ISO 14000 tidak secara langsung memperbaiki kualitas perusahaan atau dapat dikatakan tidak memberikan memberikan hasil yang nyata secara instan dalam manfaat yang sudah dipaparkan diatas. Segalanya bersifat bertahap or step by step namun terstruktur dengan sistematis dan juga efisien.
Sekitar 230 sertifikat ISO 14001 telah dikeluarkan dan diberikan oleh Lembaga Sertifikasi kepada berbagai organisasi di Indonesia. Namun, apabila dirangking dalam dunia, angka tersebut masih tergolong sangat kecil. Biaya menjadi salah satu masalah dunia bisnis atau usaha untuk mendapatkan sertifikasi. Walaupun telah banyak pihak dari berbagai organisasi yang sangat tertarik menerapkan dan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan, tetapi tidak melakukan sertifikasi. Ditambah dari pihak masyarakat belum jelas dan belum paham mengenai pentinganya sertifikasi ISO 14001 dan standar ISO 14000. Maka, perlu adanya program sosialisasi serta penyuluhan pentinganya menerapkan standar ISO 14000 dan mendapatkan sertifikasi ISO 14001 sebab hal tersebut mendorong kita untuk dapat meningkatkan kualitas penelolaan lingkungan. Selain itu, Kemetrian Lingkungan Hidup juga telah mengupayakan dengan mengadakan berbagai seminar, lokakarya, serta pelatihan ISO 14000 guna menjadi penggerak setiap perusahaan. Disilinah yang dicari dengan proses bertahap agar terwujudnya Pembangunan Berkelanjutan.

            Selain dengan ISO 14000 dapat membantu mewujudkan tujuan pembangunan nasiolal (Sustainable Development Goals) lainnya adalah, menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan bermutu, kesetaraan gender, akses air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, infranstuktur industri dan inovasi, mengurangi ketimpangan, kota dan komunitas yang berkelanjutan, kondisi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem laut, menjaga ekosistem darat, perdamaian keadilan dan kelembagaan yang kuat, serta kemitraan untuk menjapai tujuan.
            Dalam hal pertanian, lingkungan juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan terutama dalam pertanian berkelanjutan, sebab salah satu tujuannya ialah meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam. Apabila didefinisikan, pertanian berkelanjutan atau dikenal dengan isntilah Sustainable Agriculture  ialah pertanian yang dapat memproduksi makanan tanpa harus menghabiskan sumber daya alam atau tanpa membuat lingkungann mencadi tercemar dengan berbagai pestisida namun seharusnya dengan menerapkan prinsip-prinsip alami. Tujuan yang lain juga untuk memperbaiki struktur tanan serta memperbaiki dan meningkatkan kadah bahan organik tanah (BOT). Sama seperti standar ISO 14000, tidak instan dalam mendapatkan hasil perbaikan kinerja lingkungan pelestarian lingkungan hidup. Pertanian berkelanjutan juga tidak langung ada hasil nyata, namun dengan penerapan jangka panjang akan memperoleh banyak manfaat seperti uraian diatas yaitu mengingkatnya kualitas lingkungan serta bahan organik tanah. Selain kategori lingkungan, manfaat sosial juga terambil yaitu meningkatkan kualitas hidup petan dan masyarakat secara keseluruhan.
            Dapat dikatakan bahwa pertanian berkelanjutan juga merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan sebab mengandalkan pada keseimbangan siklus yang berlangsung di suatu ekosistem. Mulai dari penggunaan input kimiawi yang dibatasi atau bahkan tidak digunakan sedikit pun, lalu lebih memanfaatkan bahan-bahan alami untuk memperbaiki bahan organik tanah, serta menggunakan musuh-musuh alami merka dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan juga dekat dengan pertanian organik, yang inputnya mengandalkan dari bahan-bahan alamiah tanpa menggunakan bahan kimia. Segala aktivitasnya memperhatikan kesehatan dan keselamatan makhluk hidup, yaitu manusia, tanaman, tanah, dan hewan. Sebab dengan penggunan input non kimia, hasilnya akan mempengaruhi seluruh makhluk hidup. Konsumen tidak keracunan dengan apabila mengkonsumsi hasil pertanian, petani juga tidak memiliki resiko keracunan seperti saat menggunakan pestisida, dan struktur tanah menjadi membaik serta lebih subur. Saat ini slogan yang sedang megalami tren ialah “back to nature” yang sebenarnya sudah diaplikasikan sejak zaman dahulu sebelum jauh adanya revolusi hijau.
Saat ini banyak manusia yang telah sadar bahwa mengkonsumsi hasil pertanian organik lebih baik karena terbebas dari racun-racun yang ada dalam pestisida. Selain itu, banyak manusia di era ini yang sedikit demi sedikit menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan memilih mengkonsumsi hasil pertanian organik. Adanya dukungan dari masyarakat yang sadar akan pola hidup sehat, yang tidak lain merupakan calon konsumen, dapat membantu terwujudnya pertanian organik. Dengan meilhat permintaan hasil pertanian organik yang meningkat, nantinya akan membantu pertanian Indonesia menjadi pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan. Maka perlu adanya penyuluhan, pendampingan serta demplot kepada petani untuk menerapkan pertanian organik. Dukungan pemerintah terkait juga perlu dalam membantu menyediakan modal, serta sarana dan prasarananya. Maka, idukung pula dengan adanya standar ISO 14000 serta sertifikasi ISO 14001 sangat membantu sektor pertanian dalam mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan juga. Apabila sektor pertanian berdiri sendiri sementara organisasi atau perusahaan industri tidak memikirkan hal yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas mereka terhadap dampak lingkungan, seperti polusi, limbah, kebisingan, dan lain-lain, maka pertanian yang ramah lingkungan akan memiliki kemungkinan kecil untuk terwujud atau bahkan dapat tidak terwujud sebab tidak adanya dukungan antara peran yang terlibat di lingkungan antara satu sama lain, baik pihak enternal maupun eksternal. Tidak hanya pihak dari organisasi atau perusahaan saja, namun juga perlu adanya keterlibatan antara pemerintah, institusi, para pakar, akademisi, dan para petani.




DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2016.  (Online). http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/
International Organization for Standardization. 2017. ISO 14000 Faimly–Environmental Management. (Online). https://www.iso.org/iso-14001-environmental-management.html
United Nations. 2017. Sustainable Development Golas. (Online). http://www.un.org/sustainabledevelopment/sustainable-development-goals/
Badan Pusat Statistik. 2016. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia, (Online). http://filantropi.or.id/pubs/uploads/files/3%20BPS%20Potret%20Awal%20TPB%20di%20Indonesia.pdf
Organichs. 2014. Pertanian Berkelanjutan. (Online). https://organichcs.com/2014/01/15/pertanian-berkelanjutan/

Rabu, 08 Maret 2017

Pengalaman Pribadi dalam Komunikasi

Komunikasi menjadi hal penting bagi setiap insan sebab komunikasi membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud disini adalah saat kita merasa sedih ataupun gembira, pasti akan membutuhkan sebuah obrolan dengan orang lain untuk dapat mengungkapkan perasaan kita, yang harapannya akan memberikan kita sebuah kenyamanan atau kehangatan bahkan dapat mengubah suasana hati menjadi lebih baik.
Komunikasi dapat berupa verbal dan non verbal. Hampir semua orang pasti telah  mengalami kedua komunikasi tersebut, sebab komunikasi tersebut kita gunakan setiap hari. Biasanya komunikasi dianggap efektif apabila ada feedback atau respon dari komunikan (penerima pesan), entah itu sebuah lisan atau hanya sekedar gerakan tubuh.
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang paling banyak digunakan manusia, karena penyampaian pesannya menggunakan kata-kata, baik tulisan maupun lisan. Pengalaman pribadi saya saat menggunakan komunikasi verbal secara lisan, yaitu saling tukar pikiran dalam membahas kehalalan suatu produk coklat serbuk merk X dengan seseorang. Disitu kami saling menyampaikan fakta yang kami ketahui dari beberapa sumber lewat lisan (berbicara). Pengalaman lain saat menggunakan komunikasi verbal secara tertulis, yaitu disaat saya menanyakan beberapa tugas kuliah (lewat chatting) kepada seseorang, kemudian kami saling berbalas pesan.
Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan kebalikan dari komunikasi verbal, sebab penyampaian pesannya tidak menggunakan kata-kata, namun dengan gerakan tubuh. Komunikasi ini sangat menarik, sebab memerlukan kepekaan untuk memahami isi informasi yang disampaikan. Gerakan tubuh yang dimaksud ialah ekspresi wajah, kontak mata, serta simbol-simbol. Pengalaman komunikasi nonverbal saya yaitu ada seseorang yang menceritakan kebohongan kepada saya, maka saya hanya tersenyum kepadanya sebab saya tahu cerita yang sebenarnya. Harapannya senyuman tersebut menandakan bahwa saya memperhatikan dan mendengar ceritanya.
Ada juga komunikasi yang menggabungkan keduanya, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Penyampaian komunikasi tersebut menggunakan bahasa lisan dan gerakan tubuh. Contoh pengalaman pribadi saya saat dijalan, ada seseorang bertanya arah rumah sakit X, karena saya tidak tahu maka saya menggelengkan kepala serta  mengucapkan kata “maaf, saya tidak tahu”. Kedua, saat teman saya akan meninggalkan rumah saya, maka saya melambaikan tangan dan mengucapkan “hati-hati dijalan”.

Pengertian Konseling

A.    Konseling
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. (Shertzer dan Stone)
Menurut ASCA (American School Counselor Assosiation) konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kepastian dari konselor kepada klien. Konseloe mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.
Menurut Glen E. Smith konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli (klien) agar ia dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang berhubungan dengan pemilihan, perrencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan individu.
Menurut Lewis konseling adalah proses mengenai seseorang individu yang sedang mengalami madalah (klien) dibantu untuk merasa dan bertingkah laku dalam suasana yang lebih menyenangan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak bermasalah, yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan tingkah laku yang memungkinkannya berperan secara lebih efektif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dengan panduan keterampilan interpersonal, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Sulastri, 2009).
B.     Konseling Kelompok
Menurut Laitpun konseling kelompok (group counseling) merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik (feed back) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok.
Menurut  M. Gazda konseling kelompok yang dikutip oleh Shertzer dan Stone dalam bukunya Fundamentals Of Counseling adalah suatu proses antarpribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pemikiran dan perasaan secara leluasa orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai seluruh perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling pengertian dan saling mendukung. Semua ciri terapuetik itu diciptakan dan dibina dalam suatu kelompok kecil dengan cara mengemukakan kesulitan dan keprihatinan pribadi pada sesama anggota kelompok dan pada konselor. Konseli-konseli atau para klien adalah orang yang pada dasarnya tergolong orang normal, yang menghadapi berbagai masalah yang tidak memerlukan perubahan dalam struktur kepribadian untuk diatas. Para konseli ini dapat memanfaatkan suasana komunikasi antarpribadi dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman penerimaan terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup, serta untu belajar dan/ atau menghilangkan suatu sikap dan perilaku tertentu”
Menurut W.S Winkel konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan koseling, yaitu wawancara konselor profesional dengan beberapa orang sekaligus yang tergabung dalam suatu kelompok kecil.
KESIMPULAN
Konseling terdiri dari dua, yaitu konseling secara individu dan kelompok. Konseling Individu adalah suatu proses interaksi guna memecahkan masalah seorang klien dan membantu klien untuk memahami masalah tersebut. Sedangakan Konseling Kelompok adalah suatu proses interaksi konselor dengan klien yang tergabung dalam beberapa individu yang memiliki masalah sama yang membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anggota kelompok.

Nurihsan, Ahmad Juntika. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. 2007
Wilis, Sofyan S. Koseling Individual Teori dan Praktek. 2007.

http://etheses.uin-malang.ac.id/2122/6/08410135_Bab_2.pdf

Selasa, 14 Oktober 2014

Kearifan Lokal Petani Dayak Bakumpai

  Perlunya kesadaran kearifan lokal mendapat perhatian besar dari para ilmuan yang disebabkan oleh wacana tentang kegagalan pembangungan dinegara-negara ketiga oleh semakin merosotnya kualitas lingkungan alam. Selain itu harus kembalinya pada kearifan lokal karena sering terjadi perubahan iklim yang tidak menguntungkan bagi manusia. Misalnya terjadi gagal panen karena tidak bisa memprediksi musin hujan dan kemarau secara tepat, sehingga mempengaruhi aktivitas pertanian. Akibat jika petani mengalami persoalan dengan hasil pertaniannya, dampak yang dirasakan dapat meluas di kalangan masyarakat.