A. Konseling
Konseling
adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat antara
konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga
konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. (Shertzer dan Stone)
Menurut
ASCA (American School Counselor Assosiation) konseling adalah hubungan tatap
muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kepastian dari konselor kepada klien. Konseloe mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.
Menurut
Glen E. Smith konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli
(klien) agar ia dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang berhubungan
dengan pemilihan, perrencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan
individu.
Menurut
Lewis konseling adalah proses mengenai seseorang individu yang sedang mengalami
madalah (klien) dibantu untuk merasa dan bertingkah laku dalam suasana yang
lebih menyenangan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak bermasalah,
yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk
mengembangkan tingkah laku yang memungkinkannya berperan secara lebih efektif
bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Konseling
adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dengan panduan
keterampilan interpersonal, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar
atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Sulastri, 2009).
B. Konseling
Kelompok
Menurut
Laitpun konseling kelompok (group
counseling) merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan
kelompok untuk membantu, memberi umpan balik (feed back) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam
prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok.
Menurut M. Gazda konseling kelompok yang dikutip oleh
Shertzer dan Stone dalam bukunya Fundamentals
Of Counseling adalah suatu proses antarpribadi yang dinamis, yang terpusat
pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri
terapeutik seperti pengungkapan pemikiran dan perasaan secara leluasa orientasi
pada kenyataan, pembukaan diri mengenai seluruh perasaan mendalam yang dialami,
saling percaya, saling perhatian, saling pengertian dan saling mendukung. Semua
ciri terapuetik itu diciptakan dan dibina dalam suatu kelompok kecil dengan
cara mengemukakan kesulitan dan keprihatinan pribadi pada sesama anggota
kelompok dan pada konselor. Konseli-konseli atau para klien adalah orang yang
pada dasarnya tergolong orang normal, yang menghadapi berbagai masalah yang
tidak memerlukan perubahan dalam struktur kepribadian untuk diatas. Para
konseli ini dapat memanfaatkan suasana komunikasi antarpribadi dalam kelompok
untuk meningkatkan pemahaman penerimaan terhadap nilai-nilai kehidupan dan
segala tujuan hidup, serta untu belajar dan/ atau menghilangkan suatu sikap dan
perilaku tertentu”
Menurut
W.S Winkel konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan koseling,
yaitu wawancara konselor profesional dengan beberapa orang sekaligus yang
tergabung dalam suatu kelompok kecil.
KESIMPULAN
Konseling
terdiri dari dua, yaitu konseling secara individu dan kelompok. Konseling
Individu adalah suatu proses interaksi guna memecahkan masalah seorang klien
dan membantu klien untuk memahami masalah tersebut. Sedangakan Konseling
Kelompok adalah suatu proses interaksi konselor dengan klien yang tergabung
dalam beberapa individu yang memiliki masalah sama yang membutuhkan bantuan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anggota kelompok.
Anonim.
2011. Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34413/4/Chapter%20II.pdf
Nurihsan,
Ahmad Juntika. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. 2007
Wilis,
Sofyan S. Koseling Individual Teori dan Praktek. 2007.
http://etheses.uin-malang.ac.id/2122/6/08410135_Bab_2.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar